Waktu berbuka masih lama. Naqiibah mau membeli gorengan di samping koperasi sekaligus mengajak Jenny untuk membeli beberapa keperluan kitab untuk ngaji. Mereka berpisah tempat untuk membeli keperluan masing-masing.
-
“Mas Kang, ada kitab yang bahas tentang pernikahan nggak?” tanya Jenny pada Nasrullah yang kebetulan kebagian piket jaga koperasi.
Nasrul agak bingung dengan perkataan Jenny sambil menatap wajah teman di sampingnya.
-
“Kitab pernikahan nopo nggeh mbak?” tanya Nasrul ngempet ngguyu.
-
“Pokoknya semua kitab nikah-nikah” jawab Jenny benar-benar tidak ingat kitab apa yang harus dibeli tadi.
-
“Banyak mbak kitab tentang pernikahan. Ada Qurrotul ‘Uyun, Fathul Izar, Uqudulijain. Sing pundi?” tanya Nasrul pelan karena tidak ingin seluruh koperasi mendengar nama kitab-kitab yang bisa membuat riuh kang santri.
-
“Nggak tau mas kang. Semua kitab tadi lah pokoknya.” Ujar Jenny masih belum ingat nama kitabnya.
Nasrul mengambilkan ketiga kitab tentang pernikahan yang cukup fenomenal di pesantren itu.
-
“Sama bolpoinnya juga ya.” tambah Jenny.
-
“Bolpoin Hi-Tech maksudnya?” tanya Nasrul memastikan.
-
“Iya itu pokoknya buat memaknai kitab-kitabnya.”
-
Setelah semua didapat, Jenny pun membayar sebelum keluar dari koperasi.
-
“Mbak, kalau manggil santri putra di sini jangan mas kang. Cukup salah satu saja. Mas atau Kang” tambah Nasrul sebelum Jenny melangkah keluar dari koperasi. Jenny pun tersenyum mringis tanda paham.
Setau Jenny semua santri putra itu dipanggil ‘kang’, sehingga ia menganggap kang adalah penghormatan untuk santri putra. Ternyata ‘kang’ dan ‘mas’ adalah hal yang sama. Hanya saja di pesantren salaf sering menggunakan ‘kang’. Jenny pun mulai paham tentang istilah-istilah #cahpondok
Bersambung.
#sajakmanissantri
#parapencaritakjil
#ramadhankece
#ramadhanhits
#aisnusantara



Posting Komentar
Jika Anda tidak mempunyai Akun Google silahkan Berkomentar Lewat Facebook juga bisa menggunakan Mode Anynomous
Solahkan Bercuap-cuap ^_^